loading

Credit scoring bukanlah hal baru di industri perkreditan. Credit score merupakan indikator profil debitur yang digunakan untuk keperluan pengecekan kelayakan kredit yang sudah hadir sejak lama. Di Amerika Serikat credit score lahir sebagai perkembangan dari credit report, yang seringkali bias dan kurang akurat. 

 

Equifax, salah satu dari big three biro kredit dunia, meluncurkan credit score modern pertama pada tahun 1989 bernama BEACON bersama FICO, perusahaan teknologi yang sudah mengembangkan sistem credit scoring selama 20 tahun lebih pada saat itu.

 

Kebutuhan Credit Score di Indonesia

Di Amerika Serikat sendiri, credit score berfokus kepada aspek finansial seperti riwayat pinjaman, penggunaan kartu kredit, serta data perbankan lainnya. Lain hal dengan Indonesia. Orang Indonesia memiliki cara yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhannya, seperti melalui aplikasi fintech dan e-commerce.

 

Masyarakat kerap menggunakan e-commerce sebagai platform untuk melakukan berbagai transaksi. Mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan, melakukan pinjaman, hingga memesan tiket untuk bepergian. Hal ini menandakan adanya potensi ketersediaan data konsumen yang lebih luas dan beragam, dan tidak hanya berpaku pada data kredit saja. Dengan data non kredit, pemberi pinjaman dapat menganalisa kelayakan kredit calon debitur dalam menerima pinjaman dalam kondisi minimnya data kredit debitur.

 

Karena itu, Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) atau biro kredit seperti IdScore diperlukan untuk menghasilkan informasi perkreditan yang beragam, komprehensif, dan memiliki nilai tambah. Perluasan cakupan data kredit yang bersumber dari lembaga keuangan maupun lembaga non-keuangan kini semakin diperlukan untuk mencapai target inklusi keuangan di Indonesia.

 

Untuk memperluas cakupan analisa kredit, data non kredit bisa dimanfaatkan. Produk alternatif yaitu berupa alternative credit scoring dapat dikembangkan dengan menggunakan data alternatif sebagai sumber data, sehingga ada alternatif credit score yang sudah umum digunakan.

 

Tidak hanya data e-commerce, bahkan data yang berasal dari media sosial juga bisa digunakan untuk menyusun alternative score guna menganalisa seseorang. Media sosial bisa digunakan untuk melakukan social profiling, di mana kredibilitas debitur ditentukan berdasarkan kegiatannya dalam bermedia sosial. Apakah email yang didaftarkan memang konsisten digunakan dan aktif? Apakah nomor telepon yang didaftarkan asli? Apakah IP address yang digunakan menunjukkan lokasi yang akurat atau dimanipulasi oleh VPN? Aspek-aspek tersebut bisa membantu proses credit scoring menjadi lebih akurat.

 

IdAlternative Score

Di Indonesia sendiri, layanan penggunaan data alternatif tersedia dengan IdAlternative Score, layanan yang menyediakan data non kredit untuk membantu lembaga keuangan dalam menilai kelayakan kredit.

 

Seperti tujuan awal berkembangnya credit score, IdAlternative Score hadir untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi bias dalam proses credit scoring. Dalam credit score konvensional, seringkali calon debitur yang belum pernah melakukan pinjaman tidak memiliki data yang cukup untuk menyusun credit score. 

 

Orang-orang yang belum pernah mengajukan pinjaman atau belum terjangkau oleh layanan perbankan dikategorikan sebagai unbanked atau unbankable. Di Indonesia, terdapat 91,3 juta orang kategori unbankable. Dengan IdAlternative Score, menjangkau segmen unbanked menjadi lebih dimungkinkan berkat data alternatif yang tersedia.

 

Dengan data alternatif seperti data telco, utilitas atau jejak kaki digital di media sosial, maka analisa kelayakan kredit tidak lagi sebatas menganalisa rekam jejak pembayaran dari riwayat pinjaman. Analisa menjadi lebih dalam dengan social profiling, serta data selain kredit seperti data telco, transaksi paylater atau data lainnya.

 

Selain itu, layanan IdAlternative Score juga turut membantu percepatan proses analisa kredit secara digital yang konsisten dan efisien berkat proses otomasi.

 

IdAlternative Score akan membuka peluang baru bagi lembaga keuangan untuk menjangkau segmen unbanked dengan biaya minim, dan proses yang efisien.

Artikel Terbaru

...

Manfaat Fasilitas SLIK Online untuk Individu

Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) adalah sistem informasi yang dikelola Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mendukung mekanisme pengawasan dan layanan informasi keuangan.

...

SLIK Online untuk Mengecek Laporan Kredit Debitur

Pengajuan kredit bank melalui beberapa tahap proses agar kredit dapat dicairkan.

...

Penggunaan SLIK Online untuk Mempermudah Pengajuan Pinjaman

Salah satu dari platform digital yang membantu lembaga keuangan dalam analisa kredit adalah SLIK online.

...

4 Penyebab Pengajuan Kredit Ditolak

Pengajuan kredit merupakan salah satu solusi untuk sobat IdScore yang memiliki kebutuhan yang perlu dipenuhi segera.

...

4 Tips Memulai Bisnis dengan Modal dari Kredit Usaha

Nah biar bisnis jadi lancar dan pengajuan kredit usaha tidak jadi bencana, berikut tips untuk memulai bisnis dengan modal dari kredit usaha

...

3 Tips Membangun Skor Kredit dari Nol

Untuk membangun skor kredit, sobat IdScore butuh kredit. Untuk mengajukan kredit, sobat IdScore butuh skor kredit. Terus, kalau pertama kali mengajukan kredit, gimana caranya agar pengajuan bisa diterima?

widget